Sabtu, 07 September 2013

pengertian dan definisi ilmu komunikasi


PENJELASAN
Perlu diketahui bahwa topik tentang Komunikasi adalah salah satu perbincangan yang sering diperdebatkandefinisinya oleh tidak hanya kaum awam melainkan juga oleh para Ilmuwan।
Berbicara tentang definisi, ada banyak sekali definisi. Bahkan menurut catatan Frank Dance dan Carl Larson, ada 126 definisi komunikasi yang berlainan di tahun 1976. Apalagi sekarang ? Namun dari semua itu tidak ada yang salah ataupun benar mutlak। Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan.
Definisi tersebut antara lain: komunikasi berasal dari bahasa Inggris communicationdan berhubungan dengan bahasa latin communis, communico, communicare yang kesemuanya itu memiliki pengertian “membuat sama (to make common)”.Komunikasi menyatakan bahwa suatu pikiran, makna, atau pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut।
Sedangkan menurut ensiklopedia wikipedia.org, Komunikasi memiliki pengertian sebagai “proses sistematik bertukar informasi di antara pihak-pihak, biasanya lewat system simbol”. Dan menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah “proses mengubah perilaku orang (Communication is the process to modify the behavior of other individuals )”.
Selanjutnya komunikasi juga berkaitan dengan komunitas (Community) atau perkumpulan। Yang juga menekankan pada kebersamaan dan kesamaan. Dimana dalam sebuah komunitas tertentu tentu terbangun karena adanya kesamaan. Entah kesamaan pendapat, agama, bangsa, ataupun tujuan. Dan mereka dapat terus-menerus berjalan bersama karena adanya komunikasi di antara mereka.
Jadi menurut saya, secara singkat Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk berbagi informasi di antara mereka.
Dari paparan di atas tentu sekarang kita memiliki pandangan bagaimana komunikasi itu। Komunikasi merupakan suatu unsur keilmuan yang dapat dipelajari dan termasuk dalam rumpun ilmu sosial terapan. Ruang lingkupnya pun cukup luas karena komunikasi tidak hanya berkutat pada komunikasi lisan (verbal) melainkan masih ada komunikasi non verbal yang mencakup jurnalisme. Dan kesemua itu dapat kita pelajari lewat Ilmu Komunikasi
Bisa diartikan bahwa Ilmu Komunikasi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek-aspek Komunikasi dan prakteknya. Sedangkan menurut Carl I. Hovland Ilmu Komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap।
Dalam prakteknya hampir tiap hari kita memerlukan Komunikasi। Mulai dari berbicara kepada orang lain, mengirim SMS, mendengarkan dosen menjelaskan materi kuliah, hingga memberi makan hewan piarann merupakan beberapa contoh praktek komunikasi sehari-hari.
Salah satu bentuk praktek komunikasi yang sangat populer adalah pidato (public speaking). Dimana seorang pembicara/orator menyampaikan pesan-pesan yang diamanatkan kepadanya lewat lisan. Dengan diutamakan pembicaraan yang disampaikan orator tersebut harus dimengerti oleh pendengar (audience).Bagaimana caranya ? Tentunya dengan bahasa yang dimengerti oleh pendengar,yaitu bahasa setempat. Biasanya praktek public speaking dilakukan di depan khalayak ramai. Dimana seorang orator harus menyampaikan gagasannya dan mengemas sedemikinan rupa agar para pendengar mengerti dan melakukan apa yang diinginkannya (adanya perubahan sikap dan pendapat).
Demikianlah paparan singkat dari saya mengenai apa dan bagaimana komunikasi itu. Dan dengan mengerti definisi komunikasi kita sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi akan lebih mudah mempelajari materi-materi kuliah yang lebih lanjut. Ibaratnya pondasi awal harus kuat lebih dahulu sebelum membangun dinding, jendela, dan atap.
MENRUT PARA AHLI
Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.
Berikut ini adalah definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:
# PALO ALTOKetika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi
# HIMSTREET & BATYKomunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan
# BOVEEKomunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan
# LASWELLKomunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa
# CARL I. HOVLANDKomunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain
# THEODORSON & THEDORSONKomunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol
# EDWIN  EMERYKomunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain
# DELTON E, Mc FARLANDKomunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia
# WILLIAM ALBIGKomunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan
# CHARLES H. COOLEYKomuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu
# A. WINNETKomunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut
# KARFRIED KNAPPKomunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual)

Rosiana Mustika Yusup

Selasa, 03 September 2013

PPMB hari kedua

Hari kedua PPMB seperti biasa maba harus berada di kampus pukul 5.30 wib di pimpin oleh disipliner hingga memasuki aula, dan langsung memulai acara ..

"Urban Community Movemant"
Pemateri I : @galihsedayu

Hidup adalah segala hal yang menyangkut keseimbangan ..
Kolaborasi adalah kunci utama mewujudkan cita2 bersama..
Proses kreatifitas terdiri dari Pencelupan,inkubasi,pencerahan,evaluasi dan elaborusi ..
makna kreatifitas menurut galih sedayu adalah :
kebebsan menciptakan ide
kebebasan mengekspresikan ide dan
kebebasan membagikan ide
ide yang baik adalah ide yang di wujudkan, jangan sampai punya ide tetapi enggan untuk mewujudkannya ..
filosofinya "lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan" Talk less do more juga :D

setelah istirahat, semua maba menyerahkan surat cinta dan benci kepada panitia..
di lanjutkan ke materi berikutnya

Pemateri II : Alan Wangsa

Harus mempunyai karakter yang mencerminkan kepribadian yang baik.

Pemateri III : Arzeti Bilbina Setyawan

Harus menjaga attitude dalam pergaulan ,, Harus menghargai diri sendiri sebelum menghargai orang lain ..

acara terakhir yaitu pemilihan calon ketua angkatan Fikom 2013 oleh panitia PPMB, di lanjutkan dengan penutupan PPMB FIKOM 2013 ..

@ridfirdian

Senin, 02 September 2013

Resume PPMB hari pertama

Senin, 2 September 2013

Materi 1
Pemateri oleh Dekan Fikom, Bapak Dr. H. O. Hasbiansyah. Drs, M.Si.

Orang Sukses--> Orang yang merasa bahwa dirinya bermanfaat bagi dirinya sendiri, juga bagi orang lain.

Dalam Qur'an surat al-Hasyr ayat 18 yang artinya :
 "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok,dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
menurut ayat diatas, masa lalu itu seperti kaca spion, setelah kita melihat ke belakang, lalu kita meniti langkah ke depannya.


Materi 2
Pemateri oleh alumni unisba: Kang Ari, Kang Rezky, Kang Galih Ginanjar

Kang Ari : Kembangkan kemampuan sendiri
Kang Rezky :
 * Kita berhubungan baik dengan orang bukan untuk menjilat, tapi memang untuk berhubungan baik.
 * Kontrol diri sendiri walau sudah bebas, yang tadinya siswa jadi mahasiswa
 * Tumbuhkan rasa keingintahuan
Kang Galih Ginanjar :
 * Membangun link atau relasi atau sebuah jaringan dai kita masih di masa-masa kuliah
 * Coba untuk mengeksplor
 * Belajar berkomunikasi dengan audience

pesan dari kang Galih 'Kesempatan berbanding lurus dengan usaha kita'

Cara mengatasi masalah :
1. Analisa dulu apa masalahnya, kenapa dll.
2. Berbagi dengan yang lain, tanya pendapat orang lain, tanya ke banyak orang.
3. Rangkum pendapat-pendapat atau masukan yang baiknya.

Komunikasi menurut Kang Galih :
ASIK => Artikulasi, jelas apa yg kita ucapkan, A I U E O nya jelas.
                Speed, kecepatan dalam berbicara
                Intonasi, nadanya
                Kekuatan


Materi 3
oleh anin *putri yogyakarta*

Kenapa attitude penting ?
* Background
* Ego
* Adaptation ability


Materi 4
oleh Vivie Novidia

Mengatasi grogi saat berada di depan audience:
* Kita harus tau siapa audience nya
* Artikulasi
* Posisi mic harus tepat
* Olah vocal, pakai suara perut (harus lepas tapi bukan teriak)
* Eye contact
* Heart contact

Tria Oktavianty

Minggu, 01 September 2013

Sosial Media


Dalam beberapa tahun ini alat komunikasi dan informasi perkembangannya sangatlah pesat. Bebagai alat komunikasi seperti Handphone sangatlah berkembang pesat  di seluruh belahan penjuru dunia dengan berbagai merk dan aplikasi unggulan yang mereka tawarkan. Dari alat komunikasi tersebut kita bisa menggunakannya sebagai pelantara alat social media.
Social media adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social, wiki, forum dan dunia virtual. Social media adalah suatu web atau situs jejaring social dimana kita dapat berhubungan dengan banyak orang dengan membuat akun website tersebut
Social media? ya tanpa kita sadari social media sudah menjadi makanan kita sehari-hari,  tanpa social media kita tidak pernah tahu berita apa yang sedang terjadi di sekitar kita bahan dari berbagai penjuru belahan  di seluruh dunia. Dengan social  media kita bisa mencari dan menemukan berita apa yang kita ingin ketahui dari berbagai penjuru belahan dunia. Bahkan kita bisa membuat berita itu sendiri. Dari berbagai kalangan orang tua, remaja, dewasa maupun anak kecil sekarang sudah banyak yang mengenal social media banyak yang menggunakannya dengan berbagai tujuan dan maksud tertentu.
                Nah sekarang kita telah banyak disediakan berbagai akun/aplikasi-aplikasi social media diantaranya Facebook, Twitter, Intsagram, Path, Frindster, Tumblr, website, Orbius, Yammer dan banyak lagi. Dengan aplikasi/akun-akun tersebuat kita bisa memasang foto, berinteraksi dengan orang lain, bermain game online, membentuk sebuah forum tertentu, dan kita juga bisa memposting kata-kata bijak. Ada hal lain yang bisa kita lakukan dengan akun/aplikasi media social salah satunya yaitu kita dapat berbisnis secara online karena kita dapat mempromosikan produk dengan cara memposting di akun/aplikasi social media tersebut. Sehingga banyak orang yang mengenal produk yang kita jual bahkan orang-orang dapat tertarik untuk membelinya.
                Itu sedikit ulasan tentang media social. Apa tujuan dan maksud kita mengunakannya itu gimana diri kitanya sendiri. Gunakan media social dengan sebaik-baiknya karena dengan tujuan dan maksud yang baik pasti ada manfaat yang baik juga.

waspadalah kejahatan bisa terjadi dimana dan kapanpun kita berada karena kejahatan bisa terjadi bukan karena ada celah tapi kita yang mengundang kejahatan itu.

Amelia

Artikel Komunikasi : EFEK PSIKOLOGIS PEMBERITAAN MEDIA MASSA TERHADAP KHALAYAK DITINJAU DARI TOERI AGENDA SETTING

EFEK PSIKOLOGIS PEMBERITAAN MEDIA MASSA TERHADAP KHALAYAK DITINJAU DARI TOERI AGENDA SETTING



Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitkan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap  kejadian  atau  isu  diberi  bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada suratkabar, frekuensi penayangan, posisi  dalam  suratkabar,  posisi dalam jam tayang).

Misalnya berita tebunuhnya gembong teroris Dr. Azahari yang terus menerus disiarkan dalam waktu rata-rata 30 menit dalam dalam televisi dan disajikan pada surat kabar dengan mengisi hampir setengah halaman muka, berarti Dr.  Azahari sedang ditonjolkan sebagai gembong teroris yang terbunuh atau pencapaian prestasi jajaran polisi membunuh teroris nomor wahid di Indonesia itu. Atau para bintang AFI, KDI, Indonesia Idol yang mendapat tayangan lebih, sehingga dari orang yang tak dikenal, karena terus diberitakan atau disiarkan hanya beberapa bulan menjelma menjadi bintang dan sangat terkenal oleh pemirsa televisi Indonesia.

Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa ang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap ebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat (Community Salience).

Teori Agenda Setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman (1965) pada konsep “The World Outside and the Picture in our head”, penelitian empiris teori ini dilakukan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meniliti pemilihan presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti perilaku manusia belum menemukan kekuatan media seperti yang disinyalir oleh pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas sosial kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita.

Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, meraka juga belajar sejauhmana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh edia massa. Misalnya, dalam merenungkan apa yang diucapkan kandidat selama kampanye, media massa tampaknya menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media menetukan “acara” (agenda) kampanye.

Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita. Tapi yang jelas Agenda Setting telah membangkitkan kembali minat peneliti pada efek komunikasi massa. 


DAFTAR REFERENSI
  • Afdjani, Hadiono. Resume: Efek Psikologis Pemberitaan Media Massa terhadap Khalayak Ditinjau Dari Teori Peluru, Agenda Setting Dan Uses And Gratification. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
  • Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung: 2000
  • Rogers, E.M. dan F. Shoemaker. Communication of Inovations, 2nd  edition, London : Free Press: 1988
  • Schramm, W. dan D.F. Robert, The Process and Effect of Mass Communication, Urbana, Urbana : University of Illionis Press, 1998
  • Sharp, H  dan  T.McClung,  Effect  of  Organization  on  The Speaker’s Ethos, Speech Monographs, 1997


By : @QotrunnadaRifqi

Artikel Komunikasi : FUNGSI SOSIAL DAN PERAN MEDIA MASSA (TELEVISI)

FUNGSI SOSIAL DAN PERAN MEDIA MASSA (TELEVISI)



Dalam kapasitasnya sebagai media massa, pada dasarnya televisi memiliki 4 (empat) fungsi sosial sebagaimana yang diungkapkan Wilbur Schramm, yakni fungsi memberikan penerangan (informasi), pendidikan, mempengaruhi dan mengisi waktu luang atau senggang (Williams, 1989:15). Namun dalam kenyataanya, penggunaan televisi baik oleh stasiun televisi maupun masyarakat penontonya justru lebih cenderung digunakan sebagai media hiburan dibanding fungsi sosial lainnya. Sebagai ilustrasinya misalnya, suatu penelitian di Brazil yang melibatkan 6 (enam) suku menunjukkan bahwa dari 1.972 responden yang ditanya mengenai acara favorit mereka di televisi, sebanyak 57% atau sekitar 898 orang lebih menyukai acara hiburan seperti telenovela, film seri atau film lepas, dan komedi atau humor dibanding acara lainnya (Kottak, 1990:66)

Era industri televisi seperti saat ini, di mana hampir seluruh masyarakat tidak dapat lepas dari terpaan media, khususnya televisi, maka pada dasarnya para pengelolah media massa memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan gambaran realitas dari kenyataan yang sebenarnya. Sehubungan dengan ini, Denis McQuail dalam buku Mass Communication Theory (1994:65-66) menjelaskan 6 (enam) kemungkinan yang berhubungan dengan peran media yang berhubungan dengan gambaran realitas tersebut yakni:

  1. Sebagai jendela (a window on events and experiences), yang membukakan cakrawala kita mengenai berbagai hal di luar diri kita tanpa campur tangan dari pihak lain. Dengan kata lain, dalam hal ini realitas disampaikan apa adanya kepada publik/masyarakat.
  2. Sebagai cermin (a mirror of events in society and the world implaying a faithful reflection), dari berbagai kejadian disekitar kita. Isi media pada dasarnya adalah pantulan dari berbagai peristiwa itu sendiri. Dalam hal ini realitas media dipandang sebangun dengan realitas sebenarnya.
  3. Sebagai filter atau penjaga gawang (a filter or gatekeeper), yang berfungsi menyeleksi realitas apa yang akan menjadi pusat perhatian publik mengenai berbagai masalah atau berbagai aspek dalam sebuah masalah. Di sini realitas media dipandang tidak utuh lagi.
  4. Sebagai penunjuk arah, pembimbing atau penterjemah (a signpost, guide or interpreter) yang membuat audiens dapat mengetahui dengan tepat apa yang terjadi dari laporan yang diberikannya. Di sini realitas pada dasarnya sudah didesain sedemikian rupa;
  5. Sebagai forum atau kesepakatan bersama (a forum or platform), yang menjadikan media sebagai wahana diskusi dan melayani perbedaan pendapat atau feedback. Realitas di sini pada dasarnya sudah merupakan bahan perdebatan untuk sampai menjadi realitas intersubjektif;
  6. Sebagai tabir atau penghalang (a screen or barrier) yang memisahkan publik dari realitas yang sebenarnya. Dalam hal ini realitas yang ada di media dinili bisa saja menyimpang dari kenyataan yang sesungguhnya.
Bagaimanapun peran media massa (khususnya televisi) pada dasarnya tidak hanya sekedar sarana pelepas ketegangan atau hiburan, namun isi dan informasi apapun yang ditayangkan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebab, apa yang ditayangkan oleh berbagai program acara televisi akan mempengaruhi kognisi khalayaknya. Realitas subjektif (Berger, 1966:13) atau sebagaimana yang digambarkan Lippman (1992) dengan jargon “the world outside and the pictures in our head” yang dibentuk oleh media akan menjadi gambaran realitas publik tentang berbagai peristiwa sosial yang terjadi disekitarnya. Realitas inilah yang kemudian akan mendorong respons atau sikap khalayak terhadap berbagai hal tertentu.
Dengan begitu, gambaran atau informasi apapun yang dimunculkan media kerap kali memunculkan respon atau sikap tertentu pula, terlepas apakah benar atau salah realitas yang dikonstruksikan media tersebut. Di sinilah dituntut agar media massa, dalam hal ini televisi, dapat menyampaikan gambaran realitas yang berkualitas dan akurat mendekati realitas yang sesungguhnya, di samping masalah moralitas dan tanggung jawab media terhadap segala sesuatu disampaikannya.
 
DAFTAR PUSTAKA

  •  Berger, Peter L dan Thomas, Lukman. 1966. The Social Construction of Reality. A Treatise in The Sociology of Knowlegde. Diterjemahkan oleh Basari, Hasan, 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan: sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES
  • Kottak, Conrad Philip. 1990. Prime The Society: An Anthropological Analysis of Television and Culture. Belmont-California: Wadsworth Publishing Company.
  • McQuail, Denis. 1994. Mass Communication Theory (3rd Edition). California: Sage Publication. Ltd.
  • Williams, Frederick. 1989. The New Communication: Second Edition. Belmont-California: Wadsworth Publishing Company.



By : @QotrunnadaRifqi